POTRET PERNIKAHAN
Apa reaksimu ketika kamu mendengar kata “ihh…gadis seusiamu seharusnya sudah menikah, tau!!”.
Sebel? BeTe? Marah? Sedih? atau malah tetap tersenyum dan mengatakan “AMIN…doain ya secepatnya”.
Atau ada teman yang sudah menikah mengatakan “wuihhhh…buruan deh nikahnya, enak lhoooo” atau ada juga sahabat yang berkata “nyesal deh gw nikah…dari pagi ampe malam ngurusin anak, rumah, masak, bla bla bla……ehhh pulang-pulang suami minta dibuatkan ini itu tanpa sadar klo gw itu seharian udah kayak babu dirumah…arrrggghhhhh”.
Banyak pendapat orang tentang gambaran pernikahan didunia ini, dan sadar atau tanpa sadar potret atau gambaran pernikahan tersebut sebenarnya dibentuk oleh dia dan pasangannya sendiri. Jadi kalau ada yang berpendapat bahwa pernikahan itu merupakan SUATU KESALAHAN BESAR, atau merupakan SUATU ANUGERAH tergantung dari individu yang bersangkutan dengan pasangannya bagaimana mereka mengonsep pernikahan mereka dari awal.
Gimana caranya mengonsep suatu pernikahan yang bahagia kalau kita belum pernah menikah sebelumnya??? Mungkin saya terlalu dini untuk membahas tentang topik ini, tapi saya hanya ingin berbagi dengan para sahabat mengenai potret pernikahanku.
Yang Pertama dan terutama adalah dengan melibatkan TUHAN didalamnya. Yang kedua adalah KENALI PASANGANMU. Oleh karena itu saya sangat setuju ada pendapat yang mengatakan bahwa PACARAN itu PENTING sebelum memutuskan untuk MENIKAH. Karena dalam tahap pacaran kita bisa mengenali pasangan kita lebih, ketimbang kita menikah tanpa melalui tahap pacaran. Banyak sahabat saya bahkan sepupu saya mengeluh soal pacar mereka, terlalu posesif, cemburuan, emosian, terlalu mentingin pendapat ortunya (biasanya ibunya, bahasa bataknya tarina) dan banyakkkk lagi. Heyyy…hati-hati lho pada peringatan awal ini…tingkah laku mereka yang sering menyakiti hatimu atau membuat kamu tidak nyaman adalah pertanda awal bagaimana nantinya calon pasanganmu bertingkah laku pada saat kalian sudah menikah. Kalau kita merasa sanggup mengatasi perasaan kita atas tingkah laku negatifnya tersebut it’s oke..no body’s perfect, right?? Namun apabila kamu tidak sanggup JUST STOP IT, jangan dipaksakan!!! karena kebayang gak kamu bakal mengalaminya selama seumur hidup (karena konsep pernikahan disini adalah sekali seumur hidup). Saya teringat pada kata-kata bijak Pak Mario Teguh (zuperrr sekali) :
Engkau yang sedang dalam hubungan cinta,
yang dalam pengertianmu - seharusnya membahagiakanmu,
tetapi yang hanya memedihkan hatimu, dengarlah ini …
Berhati-hatilah engkau terhadap orang yang mengatakan bahwa dia mencintaimu, tapi tidak berlaku lembut dan lalai menghormatimu.
Dan lebih berhati-hatilah engkau, jika dia berlaku kasar, menyakiti tubuhmu dan melukai hatimu, yang katanya dilakukannya karena cintanya kepadamu.
yang dalam pengertianmu - seharusnya membahagiakanmu,
tetapi yang hanya memedihkan hatimu, dengarlah ini …
Berhati-hatilah engkau terhadap orang yang mengatakan bahwa dia mencintaimu, tapi tidak berlaku lembut dan lalai menghormatimu.
Dan lebih berhati-hatilah engkau, jika dia berlaku kasar, menyakiti tubuhmu dan melukai hatimu, yang katanya dilakukannya karena cintanya kepadamu.
Dan sangat berhati-hatilah jika dia berkhianat, tapi membuatmu merasa bersalah karena menyebabkannya terpaksa berkhianat.
Janganlah kau biarkan hati dan harga dirimu direndahkan seperti itu, yang katanya demi cinta.
Jika dia betul-betul mencintaimu, dia tak akan mampu menyaksikan wajahmu menggelayut dengan kesedihan, dan matamu menggelimang dengan air mata yang piatu.
Jika engkau jiwa kecintaannya, dia akan mengajukan dirinya terbakar menjadi arang, agar hatimu terpelihara dalam kesejukan cinta.
Sudahlah. Engkau berhak berbahagia.
Cinta yang sejati tidak akan melukaimu.
Jika hatimu luka, dan rasa hormat terhadap dirimu sendiri sirna, itu tanda bahwa engkau telah mencintai penista cinta.
Engkau berhak berbahagia.
Engkau jiwa baik yang berhak bagi cinta yang baik.
Tegaslah!!
Semoga Tuhan segera menyelamatkan hatimu, dan mengenalkanmu kepada jiwa baik yang mencintaimu dengan pengabdian dan kesetiaan yang indah.
Yang Ketiga KENALI DIRIMU. Karena banyak pasangan di dunia ini hanya tau melihat kekurangan pasangannya tanpa menyadari ternyata kekurangannya jauh lebih besar, seperti ada pepatah berkata “semut diseberang kelihatan, sedangkan gajah dipelupuk mati tidak kelihatan”. MEMATIKAN EGO dalam suatu hubungan juga sangat penting adanya termasuk dalam hubungan pernikahan. Apabila kita belum cukup kuat untuk mematikan ego kita, minimal kita bisa meredamnya. Minta kekuatan kepadaNYA, karena tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang lebih mampu menahan emosi tanpa mementingkan ego yang ada dalam dirinya. Ego sering kali menjadi sumber utama keretakan rumah tangga, sehingga tidak heran di televisi sering muncul statement “sudah tidak ada kecocokan lagi diantara kami” karena masing-masing mementingkan egonya, tanpa perduli ada banyak pihak yang tersakiti (minimal orang tua kedua belah pihak dan anak-anak).
Mungkin ada banyak kunci sukses untuk bahagia dalam suatu pernikahan, namun menurut pengalamanku yang masih singkat ini (11-1-11 s/d sekarang), ketiga hal diatas merupakan faktor yang sangat penting.
HAKEKAT PERNIKAHAN
Pada hakekatnya Pernikahan atau dalam Undang-Undang yang berlaku di Negara kita ini disebut Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa (UU RI No. 1 Tahun 1974).
Jadi pada dasarnya tujuan pernikahan yang diharapkan adalah keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, bukan rumah tangga yang penuh dengan air mata kesedihan. Jujur selama 1 Tahun lebih saya menjalani bahtera rumah tangga, banyak persoalan-persoalan yang terjadi tetapi tidak ada 1 persoalanpun yang membuat kami saling membenci satu sama lainnya (Thx papa buat kasih dan sayangmu). Semakin hari saya mengenalnya, semakin bertambah rasa sayang ini kepadanya…(hehe mulai masuk alay-nya).
Jadi pada dasarnya tujuan pernikahan yang diharapkan adalah keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, bukan rumah tangga yang penuh dengan air mata kesedihan. Jujur selama 1 Tahun lebih saya menjalani bahtera rumah tangga, banyak persoalan-persoalan yang terjadi tetapi tidak ada 1 persoalanpun yang membuat kami saling membenci satu sama lainnya (Thx papa buat kasih dan sayangmu). Semakin hari saya mengenalnya, semakin bertambah rasa sayang ini kepadanya…(hehe mulai masuk alay-nya).
So… buat sahabat-sahabatku yang masih parno dengan pernikahan itu, saya sarankan DON’T WORRY BE HAPPY. Bahagia atau tidak semua tergantung bagaimana cara kita menjalaninya.
Sekali lagi sebelum saya akhiri postingan ini, saya hanya ingin mengingatkan bahwa TIDAK ADA MANUSIA SEMPURNA DI DUNIA INI, NAMUN APABILA KETIDAKSEMPURNAANNYA MEMBUATMU SEMAKIN TIDAK SEMPURNA LEBIH BAIK AKHIRI HUBUNGAN ITU SEBELUM AKHIRNYA KAMU MENJADI BENAR-BENAR TIDAK SEMPURNA. (diposting oleh IWEL TIGAN LANGIT).